Jumat, 31 Juli 2015

Di Balik Kata "Jangan Lupain Aku Ya"

www.pinterest.com
“Jangan lupain aku ya”
“Nanti kalo udah lulus jangan lupa kumpul ya”
“Jangan sombong kalo ketemu nanti”
“Kita harus selalu komunikasi ya!”
“Pokoknya kita bakal barengan terus walau pisah kota”
Another bullshit words yang diomongin anak-anak yang SMA yang baru lulus. Pada praktiknya setelah mereka masuk kuliah. Ketemu teman-teman baru. Tinggal di lingkungan yang berbeda dari SMA. Kuliah dari pagi sampai siang, dilanjut rapat, atau ikut kegiatan kampus yang bejibun. Belum tugas kuliah yang banyaknya Naudzubillah.  Semua kata-kata yang mereka ucapin dulu pada akhirnya cuma sekedar kertas yang diprint tapi tertiup angin lalu pergi entah kemana.
Gimana mau ngajak main pas liburan, kontak-kontakan aja jarang. Ternyata dunia perkuliahan tuh yang seindah di FTV yang isinya cuma makan di kantin, pacaran di taman, berantem di lorong kelas. Jangan kalian bayangin bisa segampang itu cinlok di kampus. Di ospek kakak tingkat ganteng, trus kamu suka, kenalan dan pacarn. Hai, hidup nggak segampang itu. Dunia kuliah itu nggak semudah yang kamu bayangkan tapi nggak seseram yang orang-orang omongan kok.

Kalian masih bisa hang out bareng teman-teman baru kalian. Tapi bakal jarang ketemu teman-teman SMA atau teman lama kalian. Even, satu kota pun. Jam kuliah yang nggak nentu. Kadang kamu masuk pagi, siangan dikit udah kelar. Mereka masuk siang sampai sore masih lanjut praktik lalu ngerjain laprak. Buat SMS aja kadang agak berat. Yang takut ganggulah, sayang pulsalah, mending juga dibuat SMS gebetan atau pacar. Kalo mau main juga susah. Kadang kamu weekend libur, mereka ada acara UKM. Minggu depan mereka yang libur, kamunya sibuk ngerjain proyek.
Apalagi yang beda kota, liburan yang nggak nentu, membuat kamu jarang ketemu mereka. Kadang enam bulan cuma bisa ketemu sehari itupun hanya beberapa jam. Itupun pakai acara gagal berkali-kali. Udah capek-capek dibuatin group, bilang kangen disitu, bilang ngajak main, pada ujungnya wacana.
A : aku kangen kalian ayo main.
B : iya kangen kalian banget
C : ayoooo
D : ngikut
A : kalian bisanya kapan?
C : aku tanggal segini gabisa
B : aku tanggal segitu gabisa
D : duh aku nggak janji
A : yaudah maunya kapan?
Pada ujungnya hanya seen by 3 dan nggak ada kelanjutannya. Kata-kata yang dulu sempet didekralasiin bareng-bareng hilang ditelan bumi. Kata-kata manis pada ujungnya hanya menjadi janji-janji semu yang menyakitkan.
Kadang, kangen yang datang mendera hanya bisa ditahan karena nggak berani buat ngajak main, takut nggak jadi. Pada akhirnya yang dulu paling semangat menjadi penggerak teman-temannya hanya menjadi silent reader yang merendam rindu sangat. Hanya bisa memandangi foto-foto dan video kebersamaan sambil mengulum senyum sesekali saat memori terlintas. Sesekali menganti foto profil atau display picture untuk mendeklarisikan dalam diam bahwa dia sedang dalam kerinduan yang dalam.
Tak sedikit yang merespon namun ujungnya hanya kata-kata kosong.
“Ih kangen L
“kapan nih kita ketemuuuu”
“main ke kotaku sini”
Tak sedikit yang hanya basa-basi untuk rame-ramein chat di hp. Tak jarang juga ada yang ‘mean it’ chat mereka namun tidak berani ngomong secara langsung.
Tahun berlalu. Kata-kata perpisahan yang dulu makin tenggelam tertelan waktu. Bertemu dengan teman lama rasanya adalah sesuatu yang canggung.
“Dia masih ingat aku nggak ya?”
“Duh mau nyapa tapi malu.”
“Hai, kamu soms banget nggak pernah kabar-kabar lagi.”
Rasanya dulu kita sebangku. Rasanya dulu kita sering bertukar cerita. Rasanya kita pernah berjanji untuk merajut asa bersama. Rasanya kita berjanji untuk tidak saling melupakan.
Rasanya.. ah rasanya itu sudah lama.
Pertemuan hanya sesuatu ‘yang penting bisa update with dia di path biar kelihatan masih deket’. Excuse my france. Kejujuran itu saki kadang tapi lebih baik daripada harus terus memendam rasa.
Pertemuan yang hakekatnya berbagi cerita tentang suka duka kehidupan sekarang, perubahan pola hidup dari yang dulu,  atau nostalgia cerita-cerita lama yang bikin perut mengelitik. Namun, pertemuan sekarang adalah ajang untuk pamer. Pamer kehidupan yang merasa lebih baik dari lain, kampus yang prestis, sosial yang keren, IP yang nyaris sempurna atau pacar yang ganteng/cantik. Yang merasa tinggi akan mendominasi cerita, yang merasa lemah hanya diam sesekali tersenyum melihat teman-temannya, atau malah sibuk tenggalam dengan handphonenya.
Pertemuan yang semestinya rame dengan celoteh dan tawa bukan malah notif handphone yang tiada henti. Mata yang harusnya saling bertatapan bukan tertunduk, sibuk dengan gadget super canggih mereka. Entah, membalas chat, scrolling timeline, atau update sosial media.
Pertemuan yang hanya meninggalkan updatean di sosial media tanpa ada kenangan yang berarti di dalamnya.
Saya menulis ini tulus dari hati yang paling dalam. Tidak ada maksud untuk menyinggung atau menyudutkan. Ini hanya tumpahan dari kangen yang hanya bisa dipendam. Kesepian hati karena laptop yang sedang diservis. Dan kelelahan jiwa yang butuh liburan.
Semoga kata-kata manis yang dulu pernah kita ucap tetep menjadi kata-kata yang selalu kita ingat. Menjadi sebuah janji yang berusaha kita wujudin sesuatu kelak nanti. Semoga pertemuan kita selalu menjadi kenangan yang membekas. Menjadi cerita yang akan kita bangga-banggakan dihadapan anak cucu kita nanti. Semoga perkenalan kita menorehkan sesuatu yang berharga dalam hidup kita.


31 Juli 2015


P.S : Saya menulis ini tulus dari hati yang paling dalam. Tidak ada maksud untuk menyinggung atau menyudutkan. Ini hanya tumpahan dari kangen yang hanya bisa dipendam. Kesepian hati karena laptop yang sedang diservis. Dan kelelahan jiwa yang butuh liburan.
WK.
WK.
WK.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your words ^^