Minggu, 27 November 2011

DUKUN ITU PENIPU


Entah darimana asalnya ide ini. Tiba-tiba saya kepikiran menulisnya. Ya mungkin sering mendengar istilah berdukunan yang masih kental di daerah saya.
Dukun itu penipu, saya kira itu pantas untuk mengatakannya. Bagaimana tidak, tetangga saya kehilangan sepeda montor kreditan yang baru beberapa bulan. Sepedanya bukan di curi tapi dibawa kabur. Sebelumnya si pembawa kabur sebut saja Justin–yang juga sodaranya sendiri–minta izin untuk membawa mengambil KTP. Tapi sampai sorenya belum balik-balik. Padahal jarak kecamatan dengan rumah korban kurang dari 3 km.
Hape si Justin ditelpon-telpon nggak bisa. Ditelpon ke temannya juga nggak ada yang tau. Saking putus asanya, ibu Justin yang juga nenek dari pemilik sepeda tersebut lapor ke dukun. Sebenarnya saya heran, kenapa lapor ke dukun. Toh ke polisi juga bisa. Malah jelas tujuannnya.
Beliau diantar ke rumah dukun oleh tetangga saya. Dengan membawa sembakao dan bunga (???). Habis maghrib beliau baru sampai rumah dengan di bonceng oleh ojek. Dipulang hanya membawa bunga tadi dan sebutir telor jawa (???). Tanpa pikir panjang ditanamnya telor dan bunga tersebut dihalaman depan rumahnya.
            Para tetangga sedari tadi setia menunggu mulai mewawancarainya. Dengan percaya diri dan sedikit lemas beliau menjawab. “Jare apik-apik wae. Sesuk paling mulih.” Begitu terangnya. Kebanyakan tetangga percaya. Tidak bagi saya. Katanya baik-baik saja kok hapenya mati? Apa yang baik-baik. ANEH!
            Keesokan harinya tak menemukan hasil. Justin tak pulang-pulang. Hapenya masih ngga bisa dihubungi. Saking bingungnya, Ibunya Justin pergi ke tempat kerjanya Justin yang ada di Jogja. Hasilnya masih nihil. Beliau pulang dengan tangan hampa.
            Semua jalan telah ditempuh. Janji sang dukun yang mengatakan Justin akan pulang hanya boong belaka. Ibunya Justin masih percaya dengan dukun. Sore-sorenya setelah buat janji sama dukun dengan telpon terlebih dahulu, beliau pergi ke rumah dukun. Sekarang jaraknya cukup jauh dari rumah. Saya kurang jelas apa yang dibawanya kesana. Tapi pulang-pulang dilangsung cerita, “Jare mbah Kevin (bukan nama sebenarnya, saya lupa namanya) Justin meh mulih tapi jik bimbang. Tapi bakal mulih kok. Mbuh kapan. Neng kono jare karo cah wedok loro lan cah lanang siji.”
            Namun jawab dukun kembali salah nol sangat besar. Bayangkan sampai setahun kemudian Justin nggak ada kabar apalagi pulang. Apa sekarang Anda masih percaya kalau ke dukun itu merupakan solusi yang tepat. Sebenarnya contohnya nggak hanya ini saja. Masih ada seribu satu kisah tentang keborokan dukun.
            Pergi ke dukun yang HARAM menurut agama dan ANEH menurut pemikiran modernisasi. Juga buang uang dan waktu. Apalgi kena boong. Menyelesaikan masalah kok ke dukun. Berfikir rasional dan maju ke depan. Jangan mengambil jalan pintas yang menyesatkan kalau ada jalan utama yang menguntungkan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your words ^^