Just read a book 'bout
first love. And I challenged write story about my first love.
Guess who?
Yah, aku anak ingusan
yang beranjak remaja. Ternyata masa kanak-kanakku berlalu begitu cepat. Kini
aku duduk di bangku SMP. Cukup keren menurutku. Aku sudah mengganti rok merah-kesempitan-menyebalkan-ku
dengan rok biru tua yang sama sempit-menyebalkan.
Aku mengenalmu dari
dulu. Dari kamu masih pendiem sampai kamu sekeren dan setampan sekarang.
Aku mengenalmu dari
kamu bau opol sampai bau parfum wangimu. Aku mengenal saat yang kita ketahui
cuma nama satu sama lain. Entah apa yang kita lalui bertahun-tahun hampir tidak
ada kecuali nama. Sampai kita bisa sejauh ini.
Kamu pendiem? Semua
orang tahu. Kamu ganteng? Aku belum mengakuinya saat itu. Tapi sekarang mulut
ini mengangga melihat betapa kau jauh berbeda dengan cowok-pendiam-dan-opolan
itu.
Aku menyukaimu dari
caramu tertawa. Dari caramu merapikan rambut. Dari caramu tersenyum. Dari
kelakuan konyolmu. Caramu memainkan alat musik itu yang membuatku makin
tergila-gila.
Masih ingatkah kamu
dengan lagu yang kamu nyanyikan dulu padaku? Yah, bukan lagu romantis memang.
Tapi itu cukup membuatku melayang. Sadarkah kamu membuatku semakin terpesona.
Aku menyukai caramu
membelaku dihadapan teman-teman saat mereka menggolok-oloki ku. Kamu menjelma
superman seketika. Tahu kah kamu aku tak terlalu memperdulikan kebaikan
tulusmu. Aku terlalu egois memikirkan betapa sakit hatinya aku saat itu. Ah,
aku lupa mengucapkan terima kasih atas kerendahan hatimu.
Aku menyukai guyonanmu
yang terkadang lucu dan agak 'saru'.
Tahukah kamu aku
bergelonjak senang saat kita bersama? Sadar atau tidak kita sering bersama. Saat detik melaju begitu saja. Saat waktu dengan teganya harus
memisahkan kita. Kadang aku memasang wajah cemberut saat harus melambaikan tangan untuk berpisah denganmu. Sadarkah?
Ingatkah kamu? Saat kita
chattingan sampai tengah malam membahas yang tidak-tidak. Dan disitulah kamu
menggirim sebuah kata-kata surga dan akhirnya membawaku neraka.
Kamu terlalu populer
untukku puja. Terlalu banyak gosip yang membuatku semakin tak berdaya.
Intensitas kita yang semakin mengendor. Jiwa kita yang mulai egois untuk
berbagi keluh kesah. Dan akhirnya menghilang begitu saja. Tidak dengan
kehidupanku kamu masih menjadi bagian terpenting itu.
Hingga pagi itu petir
begitu saja mampir ke telingaku. Kamu sudah tidak sendiri lagi. Kamu sudah
mengempaskan hatimu dengan seseorang perempuan yang akui sangat cocok denganmu.
Dia cantik, pintar, dan populer bukankah itu sangat pas bersanding denganmu
bukan?
Tahukah kamu hatiku
remuk saat itu. Aku harus sebisa mungkin mengulum senyum saat tahu kabar itu.
Aku harus mengalihkan tatapanku saat melihatmu dengannya. Aku harus bersifat
normal tanpa ada rasa sakit yang sangat dalam.
Kuputar sebuah lagu
kenangan itu yang berarti aku merindukanmu. Aku merindukanmu. Dengan lagu ini
pula memori dan sederet film mini kita dimulai. Dengan lagu itu pula aku
tersenyum mengenang semuanya. Dengan lagu itu aku merasa semakin dekat
denganmu.
Teruntuk kamu yang
pernah spesial dihatiku. Terima kasih telah mengisinya. Aku senang meski aku
belum sempat mengatakan semuanya. Aku seneng kita deket seperti itu. Aku masih
sempat merindukanmu. Yah, aku kembali memutar lagu itu saat merindukanmu.
Sekarang aku memutarnya :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Write your words ^^