Senin, 17 April 2017

Bullyng and me

Kalo masalah bullying aku selalu punya simpati tersendiri. Soalnya aku pernah jadi korban bullying. Malah pas SMP sampai pulang nangis-nangis di bawah ujan (serius) mengenes banget. Waktu aku cerita ke orang tuaku. They can't do something. Posisinya keluargaku bukan background keluarga berada dan sekolahku favorite dan isinya orang berduit. Mereka juga cuma bisa diam walau aku tahu mereka pasti sedih. Sejujurnya, aku nangis berhari-hari dan nggak tahu mau berbuat apa lagi. Makanya aku ada masalah kepercayaan sama orang. Aku jarang cerita masalah pribadi sama orang lain even temen deket sendiri. Kayak cerita ke mereka nggak akan bisa selesain masalah kayak pas aku cerita ke orang tauku dulu. Ujung-ujungnya cuma bikin beban aja. Makanya kalo lagi banyak masalah aku lebih milih diam dan nangis diam-diam.
Pada saat itu ada sosok yang membuatku seseorang yang menyoba belain aku. Aku nggak terlalu notice karena aku sudah terlanjur sakit hati. Pada akhrinya kita dekat dan jadi temen curhat. Namun, pada akhirnya waktu dan jarak berkata lain. Kita harus berpisah untuk mengejar mimpi masing-masing. Teman, kalo kamu membaca tulisan ini semoga kamu sudah sukses dengan cita-citamu. Semoga bisa membangun gedung dan bangunan yang bermanfaat. Jangan tinggalin sholat dan sedekahnya. Setidaknya kamu adalah setitik berlian diantara ribuan batu yang pernah di lempar ke aku dulu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your words ^^