Rabu, 31 Mei 2017

Untuk MMTC 2013

Teruntuk temanku yang sedang perjuang bersama.
Aku nggak ngerti lagi mau berterima kasih ke kalian macam apa. Aku sangat bersyukur masuk kuliah di sini dan terjerumus di jurusan ini. Aku tahu mungkin bila aku kuliah di universitas 'elit' itu nggak bakal nemuin moment-moment kayak gini. Yah, aku kira istilah masuk bareng dan keluar bareng hanya ada di SMA, kenyataannya aku lebih menemukan makna kalimat tersebut di sini. Iya di bangku kuliah.


Bayangkan, saat di luar sana balapan buat lulus duluan. Buat mengejar gelar paling awal. Di sini aku menemukan kekeluargaan yang sebenarnya. Yang rela panas-panasan, angkat-angkat berat, makan seadannya, crew call pagi kelar subuh. Rela keluar kota dengan ongkos sendiri. Sedangkan, dengan tenaga dan pikiran yang kalian curahankan kalian bisa mendapatkan bayaran yang lumayan. Dan dengan kebesaran hati kalian berikan pikiran dan tenaga kalian secara gratis. Hanya dibayar nasi bungkus dan uang penganti bensin yang tak seberapa. Nggak ada kesan egois untuk memperbagus karya sendiri dan memperjelek karya temen. Saling gotong royong membuat karya bersama.
Betapa aku tidak bersyukur mempunyai lingkungan seperti ini. Aku tahu, kita mungkin sering dipandang sebelah mata, tapi dengan pengorbanan yang kalian lakukan semestinya bisa membukakan mata-mata di luar sana bahwa kita bisa maju bersama.

Mungkin kata lelahmu dan lelahku akan terdengar berlebihan. Tapi itulah kenyataannya. Atau malah nggak ada kata lelah. Hari ini ke TA A, besok se B, besok lagi C, sampai Z pun kalian lakuin. Aku tahu kata capek pasti sempat hingga di kalian tapi mungkin sekua terhapus dengan kebersamaan dan rasa ingin menolong. Tak ada yang lebih indah dari melihat teman senang. Apa jadinya aku tanpa kalian, -0- jadinya kalian tanpa teman-teman yang lain. Mungkin kita masih banyak kekurangan tapi tak pernah ada kata mengolok-olol satu sama lain gara-gara skill temannya. Hal yang aku pelajari sampai detik ini.


Bounding dari jaman simulasi yang mungkin mendasarin ini semua. Berantem, mencaci maki beberapa bulan yang lalu sudah tidak menjadi persoalan lagi. Sekarang kalian berjalan bersama untuk sebuah tujuan yang sama : Bulan Desember.


Teruntuk temanku seangkatan,
Mungkin tahun ini akan mudah mengetik "Kamu dimana? Ayo makan."
"Film di bioskop bagus nih. Ayo nonton."
"Main kek pusing nih revisi."
"Mbok aku dibantuin proposal sih."
"Nek konco yo ngewangi aku revisian."
"Pinjem duit aku belum ditransfer"

Dan lebih mudah lagi mendapat balesan.
"Siaaaapppp."
Karena tahun depan hal semacam itu akan lebih mahal dari dua mobil sport. Saat temanmu dan kamu lulus. Ada yang pulang ke daerah asal berjuang memajukan tanah ke lahirannya. Ada yang pergi dari jogja dan mulai merintis di kota-kota yang lain. Berjuang untuk sesuap nasi dan sebongkah berlian. Tak akan ada lagi teman selo bareng, teman pusing bareng, teman berbuat 'maksiat' bareng. Digantikan dengan tuntutan hidup yang lebih nyata.

Teruntuk temanku,
Akan kuceritakan ke anak cucuku nanti aku punya teman-teman hebat seperti kalian. Teman yang ada dimasa senang dan duka. Teman yang nggak egois apalagi apatis. Dan berharap anak cucu kita juga saling berteman baik. Tak sungkan berbagi dan memberi.

Teruntuk temanku,
Semoga tersahabatan kita, kekompakan kita jangan berhenti "Sebatas kanca TA" jangan berhenti sampai "Sebatas kanca wisuda." Semoga perteman kita sampai tak berbatas. Dua, tiga, atau bahkan sepuluh tahun lagi kita masih mengenali wajah teman-teman kita. Wajah-wajah yang dulu ikut senang saat TA kita wrap. Wajah yang ikut pusing saat tiba-tiba audionya ngerig karena audio dan lighting sejalur.

Teruntuk temanku yang merindukan Desember. Ayo berjuang kawan perjalanan kita semakin dekat. Berlarilah bersama karena aku nggak pernah siap untuk melalui garis finish ini sendirian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your words ^^