Rabu, 23 Januari 2019

Semoga Jadi Resolusi 2019

“Itu rekening apa Bandara Changi kok cuma buat transit aja?”

Saya pernah membaca sebuat cuitan yang kurang lebih seperti itu di Twitter. Cukup menampar. Terutama bagai fresh gradute macam saya yang sedang ranum-ranumnya mendapat first job secara formal.

Sebenarnya saya sudah komitmen pada diri sendiri untuk mulai benar-benar menabung sejak bekerja formal.

Alhamdulillah Allah baik, sebelum saya wisuda sudah bekerja freelance atau bisa golong kami sebut ‘macul’. Terdengar tak elegan karena kerjanya nunggu panggilan tanpa tahu bayaran berapa. Apalagi bayaran keluarnya bisa sebulan atau lebih setelah keringat mengering.

Syukur, uang tersebut dapat saya pakai buat nambah uang jajan, foya-fota dikit karena emang nggak banyak, atau sekadar membelikan hadiah untuk orang rumah.

Dengan uang yang tak menentu dan terkadang lumayan banyak, saya heran kenapa uangnya hilang. Pergi begitu saya ketika diterima. Apa dibawa lari oleh kenangan?

Tentu tidak. Manajemen keuangan saya yang ambyar pada saat itu dan sifat tamak karena mentang-mentang punya uang membuat “numpang mampir”.

Namun saya menyadari bahwa semua itu hal yang salah kaprah. Mulailah saya membagi uang dan mengelompokkan kebutuhan. Bayaran dari si A untuk bayar ini. Transferan si C masuk tabungan. Bayaran dari si D buat beli ini boleh lah kali-kali.

Hingga saya benar-benar jobless setelah lulus karena harus pulang kampung dan mencari kerja.

Allah kembali baik, hampir dua bulan luntang-luntung tak karuan saya akhirnya mendapat pekerjaan.

Saya mulai berjanji untuk menyisihkan uang gajian saya untuk nabung! Kudu! Fardu ain!

Apakah itu berjalan mulus? Alhamdulillah iya. Setelah semua berjalan mulus dan goals jumlah tabungan mulai tercapai saya khilaf. Lupa diri akan semua perjuangan berbulan-bulan tersebut.

Iya, saya kebobolan tiga nabung 3 bulan. Cukup banyak! Saya mulai mengingat-ingat hal-hal selama tiga bulan membuat saya lupa diri.

Ternyata cashflow saya tak sehat. Saya terlalu mengentengkan sesuatu. Tak sadar, saya membeli barang ‘cukup besar’ dalam waktu yang sama. Dalihnya sih sebagai achivement tapi saya lupa memindah alokasi dana sehingga dedel duel.

Tanpa henti saya menyalahkan diri sendiri. Apakah saya menyalahkan gaji saya kecil? Pernah, tapi saya ingat. Selama berbulan-bulan cashflow saya aman. Padahal saya saat itu kos dan bisa tetap komintem dengan cashflow. Tapi kok sekarang sudah tidak ngekos tapi malah ambyar.

Saya kembali berpikir dan mulai untuk menata keuangan untuk berada di jalur yang benar.

“Tobat nak. Kamu terlalu banyak bacotan!”

Di tahun 2019, saya berjanji atau boleh lah kita masukkan sebagai resolusi. Saya kembali ada target jumlah tabungan lagi. Terdengar berat tapi seperti seru.

Semua ini butuh perencanan bukan hanya ngomongi mau berubah tapi tidak punya tindakan pasti.

Bismillah saya tulis tulisan ini sebagai janji untuk tetap berada di jalur keuangan yang benar.

Karena saya tahu uang itu tidak kekal maka harus dijaga dan digunakan secara bijak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Write your words ^^