www.pinterest.com |
“Jangan
lupain aku ya”
“Nanti
kalo udah lulus jangan lupa kumpul ya”
“Jangan
sombong kalo ketemu nanti”
“Kita
harus selalu komunikasi ya!”
“Pokoknya
kita bakal barengan terus walau pisah kota”
Another bullshit
words yang diomongin anak-anak yang SMA yang baru lulus. Pada praktiknya
setelah mereka masuk kuliah. Ketemu teman-teman baru. Tinggal di lingkungan
yang berbeda dari SMA. Kuliah dari pagi sampai siang, dilanjut rapat, atau ikut
kegiatan kampus yang bejibun. Belum tugas kuliah yang banyaknya
Naudzubillah. Semua kata-kata yang
mereka ucapin dulu pada akhirnya cuma sekedar kertas yang diprint tapi tertiup
angin lalu pergi entah kemana.
Gimana mau
ngajak main pas liburan, kontak-kontakan aja jarang. Ternyata dunia perkuliahan
tuh yang seindah di FTV yang isinya cuma makan di kantin, pacaran di taman,
berantem di lorong kelas. Jangan kalian bayangin bisa segampang itu cinlok di
kampus. Di ospek kakak tingkat ganteng, trus kamu suka, kenalan dan pacarn. Hai,
hidup nggak segampang itu. Dunia kuliah itu nggak semudah yang kamu bayangkan
tapi nggak seseram yang orang-orang omongan kok.
Kalian masih
bisa hang out bareng teman-teman baru kalian. Tapi bakal jarang ketemu
teman-teman SMA atau teman lama kalian. Even, satu kota pun. Jam kuliah yang
nggak nentu. Kadang kamu masuk pagi, siangan dikit udah kelar. Mereka masuk
siang sampai sore masih lanjut praktik lalu ngerjain laprak. Buat SMS aja
kadang agak berat. Yang takut ganggulah, sayang pulsalah, mending juga dibuat
SMS gebetan atau pacar. Kalo mau main juga susah. Kadang kamu weekend libur,
mereka ada acara UKM. Minggu depan mereka yang libur, kamunya sibuk ngerjain
proyek.
Apalagi yang
beda kota, liburan yang nggak nentu, membuat kamu jarang ketemu mereka. Kadang enam
bulan cuma bisa ketemu sehari itupun hanya beberapa jam. Itupun pakai acara
gagal berkali-kali. Udah capek-capek dibuatin group, bilang kangen disitu,
bilang ngajak main, pada ujungnya wacana.
A : aku
kangen kalian ayo main.
B : iya
kangen kalian banget
C :
ayoooo
D :
ngikut
A :
kalian bisanya kapan?
C : aku
tanggal segini gabisa
B : aku
tanggal segitu gabisa
D : duh
aku nggak janji
A :
yaudah maunya kapan?
Pada ujungnya
hanya seen by 3 dan nggak ada kelanjutannya. Kata-kata yang dulu sempet
didekralasiin bareng-bareng hilang ditelan bumi. Kata-kata manis pada ujungnya
hanya menjadi janji-janji semu yang menyakitkan.
Kadang,
kangen yang datang mendera hanya bisa ditahan karena nggak berani buat ngajak
main, takut nggak jadi. Pada akhirnya yang dulu paling semangat menjadi
penggerak teman-temannya hanya menjadi silent reader yang merendam rindu
sangat. Hanya bisa memandangi foto-foto dan video kebersamaan sambil mengulum
senyum sesekali saat memori terlintas. Sesekali menganti foto profil atau
display picture untuk mendeklarisikan dalam diam bahwa dia sedang dalam
kerinduan yang dalam.
Tak sedikit
yang merespon namun ujungnya hanya kata-kata kosong.
“Ih
kangen L”
“kapan
nih kita ketemuuuu”
“main ke
kotaku sini”
Tak sedikit
yang hanya basa-basi untuk rame-ramein chat di hp. Tak jarang juga ada yang ‘mean
it’ chat mereka namun tidak berani ngomong secara langsung.
Tahun berlalu.
Kata-kata perpisahan yang dulu makin tenggelam tertelan waktu. Bertemu dengan
teman lama rasanya adalah sesuatu yang canggung.
“Dia
masih ingat aku nggak ya?”
“Duh mau
nyapa tapi malu.”
“Hai,
kamu soms banget nggak pernah kabar-kabar lagi.”
Rasanya dulu
kita sebangku. Rasanya dulu kita sering bertukar cerita. Rasanya kita pernah
berjanji untuk merajut asa bersama. Rasanya kita berjanji untuk tidak saling
melupakan.
Rasanya..
ah rasanya itu sudah lama.
Pertemuan
hanya sesuatu ‘yang penting bisa update with dia di path biar kelihatan masih
deket’. Excuse my france. Kejujuran itu saki kadang tapi lebih baik daripada
harus terus memendam rasa.
Pertemuan
yang hakekatnya berbagi cerita tentang suka duka kehidupan sekarang, perubahan
pola hidup dari yang dulu, atau
nostalgia cerita-cerita lama yang bikin perut mengelitik. Namun, pertemuan
sekarang adalah ajang untuk pamer. Pamer kehidupan yang merasa lebih baik dari
lain, kampus yang prestis, sosial yang keren, IP yang nyaris sempurna atau
pacar yang ganteng/cantik. Yang merasa tinggi akan mendominasi cerita, yang
merasa lemah hanya diam sesekali tersenyum melihat teman-temannya, atau malah
sibuk tenggalam dengan handphonenya.
Pertemuan
yang semestinya rame dengan celoteh dan tawa bukan malah notif handphone yang
tiada henti. Mata yang harusnya saling bertatapan bukan tertunduk, sibuk dengan
gadget super canggih mereka. Entah, membalas chat, scrolling timeline, atau
update sosial media.
Pertemuan
yang hanya meninggalkan updatean di sosial media tanpa ada kenangan yang
berarti di dalamnya.
Saya menulis
ini tulus dari hati yang paling dalam. Tidak ada maksud untuk menyinggung atau
menyudutkan. Ini hanya tumpahan dari kangen yang hanya bisa dipendam. Kesepian hati
karena laptop yang sedang diservis. Dan kelelahan jiwa yang butuh liburan.
Semoga kata-kata
manis yang dulu pernah kita ucap tetep menjadi kata-kata yang selalu kita
ingat. Menjadi sebuah janji yang berusaha kita wujudin sesuatu kelak nanti. Semoga
pertemuan kita selalu menjadi kenangan yang membekas. Menjadi cerita yang akan
kita bangga-banggakan dihadapan anak cucu kita nanti. Semoga perkenalan kita
menorehkan sesuatu yang berharga dalam hidup kita.
31 Juli
2015
P.S : Saya
menulis ini tulus dari hati yang paling dalam. Tidak ada maksud untuk
menyinggung atau menyudutkan. Ini hanya tumpahan dari kangen yang hanya bisa
dipendam. Kesepian hati karena laptop yang sedang diservis. Dan kelelahan jiwa
yang butuh liburan.
WK.
WK.
WK.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Write your words ^^